KRIMINALITAS.COM, Jakarta – Gelaran kampanye Pilkada DKI Jakarta putaran kedua yang terhitung singkat dinilai membuat beberapa pihak menghalalkan segala cara untuk meraup suara.
Termasuk dari segi hukum. Beberapa pihak justru memanfaatkan aspek hukum sebagai celah untuk mendulang simpati masyarakat.
“Mengambil peran korban atau terzalimi, makin dizalimi maka bisa menjadi limpahan insentif elektoral bagi tim salah satu calon,” kata Direktur Eksekutif Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago kepada Kriminalitas.com, Jumat (17/3/2017).
Rentang kampanye yang terbilang singkat dibandingkan kampanye putaran pertama membuat para kontestan pilkada putar otak.
Alhasil, kampanye yang seharusnya mengedepankan gagasan narasi dan membangun Jakarta mulai disisihkan.
“Membunuh karakter seseorang atau dengan memunculkan black campaign belakangan sudah banyak muncul, menggoreng kasus-kasus lama calon yang tidak ada relevansinya dengan calon,” pungkasnya.
Untuk diketahui masa kampanye putaran dua akan berakhir pada awal April mendatang. Tepat apda 19 April 2017, masyarakat Jakarta akan memilih siapa pemimpin mereka, pasangan Ahok-Djatot atau Anies-Sandiaga yang nantinya duduk di kursi DKI 1
Related Articles
FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Direktur Eksekutif Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago menilai Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas belum cocok menjadi calon gubernur pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat 2018.Menurut Pangi, putra...
Jakarta - Proyek reklamasi Jakarta telah menuai kontroversi. Pertanyaannya apakah proyek ini bisa dihentikan ketika dua kandidat Gubernur DKI Jakarta yang akan bertarung di putaran kedua memiliki posisi yang berbeda...
RMOL. Sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) mempertahankan Jenderal Gatot Nurmantyo sebagai panglima TNI dinilai wajar, di tengah maraknya isu perombakan kabinet. Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago menjelaskan, Gatot dianggap mampu...