LENSAINDONESIA.COM: Setelah lama menanti, pertemuan antara Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhyono dengan Presiden Joko Widodo terwujud beberapa hari lalu di istana Kepresidenan. Pengamat politik dari Voxpol Center Reseach and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menilai ada beberapa hal pertemuan tersebut.

Pertama, publik boleh jadi menilai pertemuan tersebut menguntungkan Jokowi. Sebab seama ini, Demokrat menjadi partai yang acapkali mengkritisi pemerintah. Dengan pertemuan tersebut, SBY menampik Demokrat mengganggu pemerintah. Pasca pertemuan tersebut, Demokrat menjadi berbeda

“Artinya makna politis dari pertemuan tersebut paling tidak bisa atasi ketegangan antara SBY dengan pemerintahan presiden Jokowi yang membuat turbulensi pemerintahan Jokowi,” ujarnya di Jakarta, Sabtu (11/3/2017).

Kedua, boleh jadi dalam pertemuan tersebut adanya kesepakatan besar dalam mengamankan kasus hukum rezim yang berkuasa selama 10 tahun itu. Sebab pasca turunya SBY, kasus korupsi di rezim SBY bermunculan ke permukaan

“Bukan tidak mungkin ada ‘deal politik’, sepanjang Demokrat tidak ‘merecoki’ dan ‘mengganggu’ pemerintahan, kasus-kasus hukum di era rezim SBY akan menguap begitu saja,” katanya.

Ketiga, SBY seolah membawa Demokrat membantu dan ingin mensukseskan pemerintahan presiden Jokowi. Namun menegaskan Demokrat tidak masuk kedalam lingkaran koalisi partai pemerintah. Pilihan politik Demokrat tetap sebagai penyeimbang demi kepentingan politik elektoral 2019.

“Makna yang tersembunyi, dugaan saya pertemuan tersebut juga pembicaraan kemana suara Agus-Sylvi mengalir pada putaran kedua,” ujarnya.

Nah dari berbagai kemungkinan itulah Pangi menilai SBY memiliki misi dalam mengamankan posisinya yang kian terdesak. Walhasil, pertemuan dengan Jokowi sebagai upaya untuk menyelamatkan Demokrat serta rezim SBY yang kian hari aroma menyengat terkuak ke permukaan.

Leave a Reply