Jakarta, CNN Indonesia — Anies Baswedan-Sandiaga Uno belakangan ini rajin menjalin pertemuan atau sekadar bersilaturahmi dengan pendukung pasangan calon Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni. Terhitung dua pekan sejak pemungutan suara Pilkada DKI 2017, Anies-Sandi hampir tanpa jeda bergerilya demi menghadapi putaran kedua.

Gerilya itu ditunjukan Anies-Sandi dengan menghadiri dukungan Komite Nasional Masyarakat Indonesia (KNMI) yang menjadi salah satu relawan pemenangan Agus-Sylvi, persis satu hari setelah pemungutan suara (16/2).

Komunitas yang digawangi mantan kader PDIP Alex Asmasoebrata itu memilih mengalihkan suaranya ke Anies-Sandi lantaran ada kesamaan agama dan visi misi.

Sehari kemudian, Anies diisukan menemui tokoh penting di tubuh partai beringin, Ketua Dewan Pembina Golkar Aburizal Bakrie. Spekulasi itu muncul usai dia melaksanakan salat Jumat di Masjid Al-Bakrie yang berada di kompleks perkantoran mantan Ketua Umum Partai Golkar tersebut.

Anies juga tak lupa menyambangi warga, meski kampanye belum resmi dimulai. Dengan dalih silaturahmi, Anies tercatat mengunjungi warga korban banjir di Cipinang Melayu dan penghuni rumah susun (rusun) Rawa Bebek.

Begitupula dengan Sandiaga. Dia tercatat beberapa kali mendapat dukungan dari relawan Agus-Sylvi serta menggelar pertemuan dengan komponen partai pengusungnya.

Secara perlahan, baik Anies-Sandi maupun dua partai pengusungnya, Gerindra dan PKS, mulai mendapat limpahan dukungan dari partai-partai pengusung Agus-Sylvi, yakni PAN, PKB, hingga PPP kubu Romahurmuziy di tingkat cabang hingga wilayah Jakarta.

Limpahan dukungan dari para pendukung Agus-Sylvi bisa jadi terjalin karena kedekatan antara jajaran petinggi Partai Gerindra dan PKS di DKI Jakarta, dengan keempat partai pengusung pasangan calon nomor urut satu itu.

Hanya Demokrat yang belum menyatakan sikap meski Ketua DPD Demokrat DKI Jakarta Nachrowi Ramli memberi sinyal kuat untuk mendukung Anies-Sandi.

Tak hanya partai, ormas yang menjadi pendukung Agus-Sylvi seperti Forum Ulama dan Habaib Jakarta, Forum Komunikasi Putra-putri Purnawirawan TNI dan Polri (FKPPI) hingga komunitas-komunitas profesi dan kedaerahan, menyatakan dukungannya kepada Anies-Sandi.

Gerilya Anies-Sandi dan Dukungan Sporadis Partisan AHYCagub nomor 3 Anies Baswedan beserta istri dan anak pertamanya, mencoblos di TPS 028 Jalan Lebak Bulus II, di halaman Ketua RT 006 RW 004, Cilandak Barat, Jakarta Selatan (Jaksel). Rabu, 15 Februari 2017. (CNN Indonesia/Andry Novelino)

Pola dukungan yang sporadis ini hampir mirip seperti yang dialami Agus-Sylvi di putaran pertama. Selain bergerilya, Agus-Sylvi juga kerap mendapat dukungan dari banyak komunitas.

Gerilya sendiri merupakan istilah yang dipopulerkan Agus-Sylvi pada kampanye putaran pertama. Istilah itu merujuk pada kegiatannya menyambangi warga di seluruh wilayah Jakarta untuk menyerap aspirasi, dan tentu saja dukungan.

Gerilya yang digencarkan Agus-Sylvi berbuah kandas ke putaran kedua lantaran hanya mendulang perolehan suara 17,05 persen.

Setelah berhasil memenangkan wilayah Jakarta Timur dan Selatan, Anies-Sandi kini mau-tak mau harus mampu merebut ceruk suara di wilayah Jakarta Utara, Barat, dan Pusat sebagai basis kemenangan pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat.

Direktur Eksekutif Voxpol Centre Pangi Syarwi Chaniago menilai limpahan dukungan dari partisan Agus-Sylvi untuk Anies-Sandi menjadi hambar jika tak disertai pembaruan dalam program yang ditawarkan.

Pasangan Anies-Sandi disebut harus mengkonkretkan program yang ditawarkan pada putaran pertama. Langkah itu juga dianggap dapat memantapkan suara akar rumput pemilih Agus-Sylvi.

“Sehingga bisa mengambil hati pemilih Agus dan menjadi limpahan elektoral. Harus bisa membangun dialetika anti-tesis tesis-sintesis baru,” ujarnya kepada CNNIndonesia.com

Gerilya Anies-Sandi dan Dukungan Sporadis Partisan AHYFoto: CNN Indonesia/Andry Novelino

Isu-isu populis, menurut Pangi, bisa dimanfaatkan Anies-Sandi untuk mengejar suara pemilih Agus-Sylvi agar bisa menjadi antitesa dari isu yang dibawa petahana, Ahok-Djarot.

Selain itu, Pangi menyebut faktor partai politik maupun isu kesamaan agama belum cukup menjadi jaminan limpahan suara Agus-Sylvi ke Anies-Sandi akan membawa kemenangan di putaran kedua.

“Karena pemilih di Jakarta sudah rasional, mereka tidak akan mudah terpengaruh oleh faktor partai politik pendukung calon atau ideologi partai calon,” ujarnya.

Hal itu, kata dia, terbukti pada Ahok-Djarot yang tetap memenangkan putaran pertama meski dihantam kasus dugaan penistaan agama.

Leave a Reply