KRIMINALITAS.COM, Jakarta – Direktur Eksekutif Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago menilai ada kemiripan strategi pemenangan paslon pada putaran kedua dengan putaran pertama.

“Ada kemiripan seperti mengungkit kasus masa lalu calon. Baik itu pasangan nomor urut satu, dua, dan tiga untuk menjatuhkan elektabilitas calon,” kata Pangi kepada Kriminalitas.com, Selasa (4/4/2017).

Kendati ada kemiripan yang cukup signifikan, ia melihat dalam putaran kedua lebih cenderung pada serangan lewat dunia maya.

Seperti halnya pemberitaan miring di beberapa media sosial yang saling menjatuhkan satu sama lain.

“Segmentasi pemilih di putaran kedua lebih banyak pemilih yang berbasis dunia maya, artinya kebanyakan para pemilih mengonsumsi informasi yang berkembang di berbagai media sosial,” terangnya.

Dalam putaran kedua ini, lanjut Pangi, peran medsos, buzzer, dan warganet terlihat lebih dominan dan efektif dibandingkan pada putaran pertama yang lebih banyak mengungkit kasus lama para paslon.

“Di putaran kedua, medsos, buzzer, netizen adalah determinan hebat dalam menggiring opini dan sekaligus menjadi dewa elektoral. Hal ini tidak bisa dianggap remeh oleh paslon,” tandasnya.

Seperti diketahui, dalam putaran kedua, beberapa paslon diterpa dengan kasus hukum menjelang pemilihan suara 19 April mendatang.

Uniknya, kasus-kasus yang menjerat cawagub Sandiaga Uno dan cagub Anies Baswedan kejadiannya sudah cukup lama.

Jika melihat pada putaran pertama, paslon nomor urut tiga ini harus lebih berhati-hati. Hal itu terbukti pada putaran pertama saat paslon Agus-Sylvi diterpa dengan kasus-kasus lama menjelang pencoblosan 15 Febuari lalu. Alhasil, keduanya harus rela terhempas dari persaingan menuju DKI satu.

Leave a Reply