Jakarta, HanTer – Pasca penahanan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) disarankan untuk meninggalkan terpidana kasus penistaan agama tersebut. Hal ini demi merebut kembali simpati masyarakat terutama umat Islam yang sudah antipati terhadap PDIP karena mengusung Ahok sebagai calon gubernur. Namun jika tetap `ngotot` membela Ahok,  partai berlambang banteng moncong putih ini akan ditinggalkan rakyat, apalagi pilkada serentak 2018 dan pemiu serentak 2019 sudah didepan mata.

Sejumlah pengamat yang dihubungi Harian Terbit, Kamis (11/5/2017), menyarankan PDIP untuk introspeksi dan melakukan evaluasi dukungannya kepada Ahok. Dukungan terhadap mantan Bupati Belitung Timur itu dinilai sudah membuat publik antipati terhadap PDIP.

“Ahok sudah jadi beban elektoral, sudah kalah pada pilkada dan sudah tidak ada pemilihnya lagi. Jika PDIP tidak meningggalkan Ahok tentu publik akan meninggalkan partai ini, apalagi pilkada serentak 2018 dan pemilu serentak 2019 sudah didepan mata,” ujar Presidium Persatuan Pergerakan  Andrianto.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Voxpol, Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, penahanan Ahok, terpidana dua tahun terkait kasus penistaan agama tidak bisa dimanfaatkan PDIP untuk memulihkan kepercayaan masyarakat. Karena kepercayaan publik terutama pemilih muslim memang sudah antipati terhadap partai berlambang banteng moncong putih. Apalagi PDIP telah mengusung Ahok sebagai calon gubernur penista agama.

“Saya kira dampak dan implikasinya bisa dilihat dengan banyaknya  calon kepala daerah yang diusung PDIP mengalami kekalahan,” kata Pangi Syarwi Chaniago.

Menurut Pangi, pada dasarnya PDIP sangat sadar bahwa jalan atau pilihan yang diambil ketika mengusung Ahok sebagai calon gubernur DKI Jakarta bukan tidak ada resiko atau konsekuensi politik. Apalagi ketika sudah divonis  dua tahun penjara, PDIP melalui Djarot Saiful Hidayat siap pasang badan demi penangguhan tahanan terhadap Ahok. Sehingga aksi Djarot menimbulkan gejolak di internal PDIP.

“Belakangan PDIP banyak melakukan blunder dan polemik yang menyebabkan PDIP ‘bunuh diri’. Bukti emperis adalah banyaknya kekalahan yang dituai oleh PDIP adalah effect Ahok itu sendiri,” paparnya.

Pangi menegaskan, dengan upaya PDIP yang tetap ngotot menuntut agar ada penangguhan tahanan terhadap Ahok maka akan semakin bulat, pemilih akan meninggalkan PDIP. Karena selama ini kepercayaan terhadap PDIP yang selalu ditagih janjinya oleh masyarakat.

Oleh karenanya semakin PDIP all out membela Ahok maka akan semakin  tergerus elaktabilitasnya di Pileg dan Pilpres 2019. Sehingga sangat yakin PDIP akan mendapat suara di 2019. “Saya tidak yakin PDIP akan kembali sebagai pemenang pemilu 2019,” tegasnya.

Sementara itu peneliti senior dari Network for South East Asian Studies (NSEAS), Muchtar Effendi Harahap mengatakan, PDIP sesungguhnya tidak bisa memanfaatkan penahanan Ahok pulihkan kepercayaan rakyat. Penahan Ahok bisa pulihkan kepercayaan rakyat terhadap PDIP, hanya mungkin jika PDIP secara resmi menegaskan   dukungan keputusan Majelis Hakim yang menahan Ahok selama 2 tahun. Atau paling tidak Fraksi PDIP memberi apresiasi tehadap keputusan Majelis Hakim tersebut.

“Itupun bisa memulihkan kepercayaan rakyat jika di kemudian hari PDIP dan Plt Gubernur Djarot tidak memberi kesan mau berkorban demi pembebasan Ahok,” jelasnya.

Lebih baik lagi, sambung Muchtar, jika Djarot mulai mendukung KPK untuk terus mempersoalkan kasus pembelian tanah Rumah Sakit Sumber Waras  sehingga status Ahok jadi tersangka korupsi.

Penahanan Ahok justru sebaliknya menambah ketidakpercayaan rakyat terhadap PDIP. Sebab sudah realitas obyektif atau faktual bahwa figur Ahok didukung berat oleh  PDIP justru sebagai penista  agama Islam.  “Bagaimanapun, Majelis Hakim telah menyimpulkan demikian,” paparnya.

Sementara itu pengamat kebijakan Yusri Usman mengatakan,  saat ini rakyat sudah sakit hati terhadap PDIP yang mendorong Ahok jadi gubernur DKI Jakarta kembali.

“Walaupun sakit hati rakyat sudah terobati lewat putusan Majelis Hakim, namun kepercayaan publik terutama umat Islam terhadap PDIP belum bisa pulih,” ujar Yusri.

Leave a Reply