INILAHCOM, Jakarta – Pengamat Politik Pangi Syarwi Chaniago menilai adanya informasi intelijen yang menyebut demo 25 November dan 2 Desember (212) akan menimbulkan gerakan makar, merupakan informasi yang terlalu dini.

“Menurut pikiran saya, terlalu subuh dan prematur, kesimpulan yang melompat kalau kemudian aksi 212 adalah gerakan makar dalam rangka menumbangkan rezim Presiden Jokowi atau delegitimasi,” kata Pangi kepada INILAHCOM, Selasa (22/11/2016).

Direktur Eksekutif Vocpol Center ini menambahkan, kesimpulan tersebut terlalu terburu-buru. Mengingat aksi tersebut hanya menuntut kasus dugaan penistaan agama yang melibatkan Gubernur DKI non aktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

“Kesimpulan yang lebay dan terlalu subuh, tergesa gesa dalam membaca peta politik nasional, saya kira terlalu jauh untuk ke sana, namun kalau untuk menganggu dan mengingatkan pemerintah mungkin iya,” ujarnya.

Menurut dia, kalau pun ada gerakan massa untuk makar harus dengan alasan kuat, seperti gagalnya pemerintah dalam mengelola negara atau melanggar Undang-undang. Sedangkan saat ini pemerintah berjalan dengan normal.

“Namun kalau makar saya kira ngak nyambung. Momentum apa yang bisa menjatuhkan rezim, ngak ada, perekonomian, politik dan keamanan kita relatif berjalan sesuai dengan trayek, belum ada Presiden keluar dari koridor konstitusi dan undang undang,” tandasnya. [fad]

– See more at: http://nasional.inilah.com/read/detail/2340860/pengamat-lebay-tuding-demo-212-untuk-makar#sthash.dwWdln8f.dpuf

– See more at: http://nasional.inilah.com/read/detail/2340860/pengamat-lebay-tuding-demo-212-untuk-makar#sthash.dwWdln8f.dpuf

Leave a Reply