REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA– Direktur Eksekutif Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago, menilai, masih ada kemungkinan utak-atik nama dalam susunan menteri kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendatang. Potensi itu kemungkinan menyasar proporsi jatah menteri dari parpol sebesar 45 persen.

“Sejauh yang kita lihat kalau sudah final mungkin tidak lagi (tidak ada perubahan), tetapi lobi-lobi, utak atik dengan nama pasti terjadi,” ujar Pangi kepada wartawan di Perpustakaan Nasional, Kamis (15/8).

Saat ini, kata dia, hak prerogatif presiden dalam memilih menterinya sedang diuji. Di satu sisi, hak prerogatif tidak boleh diintervensi siapapun.

Di sisi lain, Jokowi telah menegaskan bahwa proporsi menteri 55 persen dari profesional dan 45 persen dari parpol. Sehingga, persentase sebesar 45 persen itulah yang akan dijadikan power sharing kepada parpol pengusungnya.

Terlebih, lanjut Pangi, PDIP yang merupakan parpol pengusung utama bersikeras meminta jatah menteri terbanyak.  “Tinggal Pak Jokowi menjaga perasaan parpol koalisi lain bagaimana. Misalnya Perindo berapa meski tidak lolos di parlemen, PSI berapa. Nanti dominan tetap dari PDIP, Golkar, Nasdem, PPP dan PKB.  Inilah yang jadi ujian,” tambahnya.

Sebelumnya, pada Rabu (14/8), Presiden Jokowi menegaskan susunan kabinet yang akan membantunya dalam periode 2019-2024 sudah disusun. Menurutnya, daftar kabinet hanya tinggal diumumkan.

Jokowi menyebut komposisi menteri terdiri dari 55 persen profesional dan 45 persen dari parpol. Selain itu, ada pula menteri yang berusia di bawah 30 tahun.