Jakarta, CNN Indonesia — Debat pemungkas Pilkada DKI menyisakan beberapa catatan bagi dua pasangan calon yang bertarung. Acara debat itu menjadi panggung terakhir bagi Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat serta Anies Baswedan-Sandiaga Uno meyakinkan warga atas program dan visi-misi yang mereka usung.

Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago menilai dua pasangan calon punya kelebihan dan kekurangan masing-masing selama memaparkan gagasannya di atas panggung.

“Ahok, misalnya, dia unggul dalam penggunaan bahasa sederhana dan sangat mudah dipahami masyarakat awam,” kata Pangi dalam keterangannya, Jumat (14/4).

Direktur Eksekutif Voxpol Center itu menyebut Ahok berhasil menjelaskan pekerjaan dan program yang sudah dibereskan selama menjadi gubernur DKI Jakarta, seperti ketika dia memaparkan soal penanganan sebagian besar titik banjir di Jakarta yang saat ini sudah berhasil di tangani.

Ahok juga dinilai lebih luwes memaparkan materi ketika mengurai simpul persoalan transportasi terintegrasi di ibu kota. Dia pun terlihat percaya diri saat memastikan soal pembiayaan rumah susun untuk warga, penyediaan program paket A, B, dan C bagi anak putus sekolah, dan penawaran solusi menekan harga kebutuhan pokok.

“Namun kelemahan Ahok yang paling fatal adalah mengunakan kalimat ofensif yang terkesan meremehkan,” kata Pangi.

Kalimat yang dianggap terkesan ‘menyerang’ itu adalah ketika Ahok mengatakan, “kadang kadang saya bingung juga, jangan bohongi rakyat untuk pilkada, jangan terlalu banyak retorika.”

Model kalimat seperti itu, kata Pangi, kerap berulang diucapkan Ahok untuk melancarkan serangan balik. “Saya kita itu blunder dan kontra produktif,” kata Pangi.

Untuk pasangan calon nomor urut tiga, Pangi menilai Anies cukup lihai dan mahir menguasai dan memanfaatkan panggung debat. Pangi menyebut Anies unggul soal tema pendidikan, reklamasi, rumah nol persen DP, tranparansi.

“Dia juga mencoba memainkan peran sebagai pemimpin yang mampu berkomunikasi dan merangkul dengan dengan pendekatan yang baik,” kata Pangi.

Kelemahan justru muncul ketika Sandiaga terlihat gagap meladeni pertanyaan Djarot tentang bagaimana cara menyusun kebijakan umum anggaran.

Pangi menilai Sandi baru bisa membalikkan keadaan ketika dia mengkongkretkan permodalan UMKM lewat program OK Oce, mulai dari lahan usaha, pemasaran serta permodalan.

Terlepas dari kelebihan dan kekurangan tersebut, Pangi meyakini hasil penajaman visi dan misi pasangan calon di atas panggung bisa semakin memantapkan pilihan warga dan meningkatkan partisipasi masyarakat untuk menyuarakan pilihannya di hari pemungutan suara.

Leave a Reply