AKURAT.CO, Direktur Eksekutif Voxvol Centre, Pangi Syarwi Chaniago, menilai bahwa disebutnya nama Amien Rais dalam persidangan kasus korupsi Alat Kesehatan (Alkes) lebih bermuatan politis daripada hukum.

“Amien Rais kita sudah paham dan tahu yang selama ini paling keras menolak reklamasi, kita masih ingat ketika Amien siap nantangin Luhut buka-bukaan atau adu data soal apa saja keuntungan reklamasi bagi masyarakat, saya pikir ini jelas mengganggu rezim dan pemerintah,” ungkapnya kepada wartawan, Jakarta, Senin (5/6).

Terlebih lagi, Pangi mengatakan, Pemerintah Pusat sangat gigih sekali untuk mengambilalih dan mempertahankan proyek reklamasi Teluk Jakarta pasca kekalahan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada Pilkada DKI Jakarta lalu.

“Sementara Amien Rais menjadi batu kerikil atau sandungan yang menganggu dan menghambat misi memuluskan reklamasi,” ujarnya.

Bahkan, Pangi meyakini, ada pihak-pihak yang merasa sakit hati dan dendam terhadap Amien Rais karena ia menjadi salah satu tokoh sentral yang menyebabkan Ahok kalah dalam kontestasi Pilkada DKI Jakarta.

“Saya kira, Amien Rais juga punya peran besar, menggerakkan umat melawan penista agama, sehingga Ahok kalah dalam pilkada 2017, jadi ada yang balas dendam dan sakit hati sama Amien Rais,” katanya.

Pangi juga menduga, tokoh sekelas Amien Rais pasti sudah diberikan sejumlah penawaran sebelumnya oleh para pihak yang sakit hati dan dendam tersebut. Hal itu dilakukan guna membungkam dan menjinakkan Amien Rais agar tidak terus merongrong.

“Namun nampaknya deadlock, mengalami jalan buntu, kompromi pun gagal untuk menjinakkan Amien Rais supaya enggak runcing-runcing lagi, ruang gerak Amien Rais harus dimatikan, lampu mobil Amien Rais mesti dipadamkan, dengan upaya pembunuhan karakter dan tuduhan yang dilakukan secara terus menerus, sistematis, massif lewat pengiringan opini, pada akhirnya akan menjadi sebuah pembenaran bahwa Amien Rais koruptor,” ungkapnya.

Melihat fenomena tersebut, Pangi menuturkan, Pemerintah saat ini sudan tidak sehat lagi jika cara bermainnya kasar dan menggebuk siapa saja yang menghalangi. Pangi pun meminta agar cara-cara seperti itu harus segera dihentikan karena tidak elok dan akan merusak tatanan bernegara

“Mesti dihentikan cara-cara yang tak lazim atau menghalalkan segala cara untuk sikat dan bunuh karakter seseorang, pada saat yang sama, rezim sekarang, mereka lupa bahwa udara dan kebebasan demokrasi yang mereka nikmati juga berkat perjuangan Amien Rais dan tokoh reformasi lainnya, mereka menghujat dan mem-bully Amien Rais sesuka hati, namun mereka lupa sedang menikmati udara perjuangan Amien Rais melawan rezim otoritarian di tahun 1998,” katanya

Leave a Reply