INDOPOS.CO.ID – Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago berpendapat, sentimen terhadap Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum DPP Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra belakangan ini dinilai sangat positif. Karena itu, peluang memenangi Pilpres 2019 cukup besar jika keduanya maju berpasangan sebagai calon presiden dan calon wakil presiden.

“Selama ini ke dua tokoh tersebut positif di mata masyarakat. Kalau berpasangan bisa berpotensi menenggelamkan figur dan elektabilitas Jokowi,” ujar Pangi kepada INDOPOS, kemarin.

Direktur Eksekutif Voxpol Center ini menuturkan, Prabowo dan Yusril terkesan sangat piawai mengambil momentum emas, ceruk potensial pemilih dan isu isu sintemen empati umat.

“Kegagalan pemerintahan sekarang dalam mengelola isu manajemen umat agama terbilang gagal. Antitesisnya ada pada sosok Prabowo dan Yusril,” pungkas pengajar Ilmu Politik tersebut.

Sementara Ketua Pusat Studi Politik dan Keamanan (PSPK) Universitas Padjadjaran, Muradi kembali menyampaikan pendapatnya seputar Presiden Joko Widodo. Menurut dia, jika berbicara soal Prabowo, selama ini memang telah terbentuk persepsi bahwa mantan Danjen Kopasus itu didukung oleh kelompok Islam. Sementara Jokowi didukung kelompok non Islam. Jika kemudian pada pilpres 2019 nanti Prabowo menggandeng figure yang juga kuat di kelompok Islam, menurut Muradi, tentu sangat strategis.

“Begitu juga dengan Jokowi, jika menggandeng figure yang dikenal dekat dengan kelompok Islam, itu menguntungkan,” ujar Muradi.

Ia menyarankan agar Presiden Jokowi lebih mendekatkan dirinya dengan kelompok Islam, terutama organisasi Islam yang memiliki massa yang besar. Pekerjaan rumah terbesar Jokowi saat ini adalah mengubah persepsi di masyarakat bahwa ia bukanlah anti Islam.

“Rangkul organisasi Islam. Kalau NU sudah, ya rangkul juga Muhammadiyah. Juga bangun persepsi bahwa Jokowi bukan anti Islam. Ini sangat merugikan Jokowi,” tegas Muradi. 

Leave a Reply