JAKARTA – Memasuki masa kampanye putaran kedua Pilgub DKI Jakarta 2017, isu yang berbau Suku, Agama, Ras dan Antar golongan (SARA) kian santer didengungkan untuk memecah belah masyarakat Ibu Kota. Tak hanya itu, berita bohong atau hoax pun kian merajalela di media sosial.

Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, di tengah gempuran isu SARA dan hoax, masyarakat jangan cepat percaya dengan judul tulisan yang bombastis tanpa mengecek kebenarannya. “Ya bisa saja itu fitnah atau hoax,” kata Pangi, Selasa (21/3/2017).

Menurutnya, masyarakat harus lebih cerdas dan bijak dalam menyaring informasi yang didapat. Sebab, black campaign atau kampanye hitam akan semakin masif dilakukan mendekati hari pencoblosan pada Rabu 19 April 2017.

“Saat ini sarat terjadi kampanye hitam yang memberitakan sesuatu tanpa disertakan bukti atau data empiris,” tuturnya.

Salah satu, bentuk kampanye hitam ini seperti yang diterima oleh pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Secara cepat beredar surat pernyataan atau kontrak politik palsu yang menyatakan Anies-Sandi akan menerapkan syariat Islam di Jakarta. 

(fas)

Leave a Reply