Metrotvnews.com, Jakarta: Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago tak sepakan dengan politikus PDI Perjuangan Masinton Pasaribu yang menganggap pencopotannya sebagai pimpinan Pansus Hak Angket KPK sekadar rotasi. Ia menangkap ada faktor lain dalam tubuh partai.

Direktur Eksekutif Voxpol Center itu menjelaskan, kinerja anggota pansus secara keseluruhan selama ini membuat KPK kewalahan. Termasuk cara kerja yang diperlihatkan Masinton secara individu.

“Masinton sangat agresif dan keras membuka borok dan noda KPK, sehingga PDIP punya kepentingan juga menjaga citra partainya, mengganti atau rotasi yang lebih kalem dan dingin seperti Eddy (Eddy Kusuma Wijaya) terhadap pelaksanaan tugas dan wewenang,” kata Pangi kepada Metrotvnews.com, Jumat 22 September 2017.

Menurut Pangi, pasti ada ketegangan dalam dinamika politik. PDI Perjuangan sangat memahami itu sehingga mengambil sikap merendahkan tensi politik.

“Saya rasa PDIP lagi cooling down dulu. Nanti bisa kebakaran juga PDIP kalau enggak atur napas. Dugaan saya itu alasan PDIP menarik Masinton dari pimpinan Pansus KPK,” ucap dia.

Tak hanya itu, Pangi juga menduga ada faktor lain dalam persoalan itu. Dugaan itu muncul karena adanya pembicaraan atau semacam deal politik dalam kunjungan KPK ke parpol. Termasuk ke PDI Perjuangan beberapa waktu lalu.

“Misalnya anggota pansus KPK di DPR mulai melunak cara kerjanya setelah parpol memberikan sinyal ini sebagai syarat,” ucap dia.

Pangi menjelaskan, pembicaraan apa, dapat apa, kepentingan apa, di mana, dan siapa sangat lumrah dalam politik. Misalnya, lanjut Pangi, KPK meminta Masinton ditarik dari pimpinan pansus karena terlalu keras membuka borok dan noda KPK, dengan syarat KPK harus melakukan ini, itu, dan lain-lain.

“Bukan tidak mungkin ada deal-deal politik atau misteri lain di balik ditariknya Masinton dari pimpinan Pansus DPR terhadap KPK,” ucap dia.

Leave a Reply