Rimanews – Pergantian ketua DPR dari  Ade Komaruddin ke Setya Novanto dapat menggegerogoti kepercayaan publik karena DPR menampilkan degalan politik kekuasaan yang kasat mata, kata Direktur Eksekutif Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago.

“Bukannya sibuk mengurus rakyat, malah nyata sibuk bagi-bagi kekuasaan dan dirinya sendiri. Nyata bagaimana haus kekuasaan politisi atau elite Senayan,” kata Pangi kepada Rimanews pagi ini.

baca:
Setya Novanto Lihai Pengaruhi Istana
Novanto Kembali Jadi Ketua DPR
Manuver Politik Papa Novanto 

Sidang Paripurna DPR kemarin sore menetapkan kembali Setya Novanto menjadi ketua DPR menyingkirkan Ade Komaruddin, rekan separtai Novanto, yang menggantikannya saat Setya mengundurkan diri menyusul kasus “Papa Minta Saham” akhir tahun lalu.

Seluruh fraksi termasuk Mahkamah Kehormatan Dewan yang pernah menangani kasus dugaan pelanggaran etik Novanto menyusul beredarnya rekaman pembicaraannya dengan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Ma’roef Sjamsoeddin dan pengusaha M. Riza Chalid,  kompak mendukung Novanto.

Beberapa jam sebelumnya, Mahkamah Kehormatan bahkan mengeluarkan kasus-kasus pelanggaran etik yang dilakukan Ade sehingga menurut mereka, Ade layak diberhentikan sebagai ketua DPR. Menurut Ketua MKD Sufmi Dasco Ahmad, Ade telah melanggar etika karena memindahkan mitra kerja Komisi VI ke Komisi XI dan laporan tentang RUU Pertembakauan.

Dalam pandangan Pangi, pergantian ketua DPR dari Ade ke Novanto juga akan membuka peluang terjadinya kocok ulang beberapa jabatan di dalam lingkungan parlemen.

“Kapan wakil rakyat bisa fokus mengartikulasikan suara dan aspirasi rakyat, kalau kemudian tak pernah selesai dengan dirinya sendiri, soal pembagian dan nafsu berkuasa yang tak ada batas dan puasnya,” kata Pangi.

Menurutnya, anggota DPR harus bekerja keras memulihkan animo dan memompa kepercayaan publik (trust building) yang terlanjur distrust ke DPR.

“Kalau kemudian terjadi polemik dan kegaduhan soal pergantian pimpinan DPR, jelas semakin memperpanjang dan memperdalam rentetan akumulasi kekecewaan publik,” kata Pangi.

Leave a Reply